Sunday, December 9, 2018

JURNAL PSIKOLOGI


HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA

Lestari Cahya Ningrum
Psikologi Islam
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Email:lestari.cn22@gmail.com

ABSTRAK
Kemajuan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia terutama mahasiswa dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kecanduan internet merupakan suatu kondisi ketergantungan yang dirasakan oleh individu sehingga menghabiskan banyak waktu menggunakan internet, minimal 3 jam per hari, dimana melibatkan perilaku yang berulang-ulang untuk menggunakan internet dan tidak tertarik untuk melakukan aktivitas lainnya, merasa bahwa dunia maya di layar komputer lebih menarik dan munculnya perasaan yang tidak menyenangkan ketika individu berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut. Perilaku kecanduan internet dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tipe kepribadian introvert. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian introvert dan kecenderungan kecanduan internet pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu wawancara kepada beberapa sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kepribadian introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa.

Kata Kunci: Tipe kepribadian introvert, kecanduan internet, mahasiswa


PENDAHULUAN
Pengguna internet di seluruh dunia meningkat secara pesat. Hal tersebut seiring dengan kemajuan teknologi (salah satunya adalah internet) yang juga berkembang secara pesat. Semua itu membawa dampak positif dan negatif dalam hidup manusia. Salah satu dampak positifnya adalah dapat menjalin komunikasi tanpa mengenal jarak dan waktu. Sedangkan salah satu dampak negatif dari penggunaan internet yaitu individu bisa kecanduan internet atau internet addiction.
Pengguna internet berasal dari segala lapisan masyarakat. Siapapun bisa menjadi internet addiction. Tetapi, bila dilihat dari masyarakat luas yang menggunakan internet, mahasiswa lebih rentan untuk menjadi pecandu internet. Kesibukan dan aktivitas yang banyak dari mahasiswa biasanya membuat mahasiswa menjadi tergantung pada internet.
Mahasiswa umumnya memanfaatkan internet untuk mencari literatur, berkomunikasi dengan teman, dan mungkin juga untuk mencari hiburan. Namun apabila mahasiswa sampai tergantung terhadap internet dan menjadi kecanduan internet, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupannya. Kecanduan internet pada mahasiswa menimbulkan dampak yang cukup serius. Hal ini dikarenakan pada tahap menjadi mahasiswa,individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai hal.
Tugas perkembangan remaja terkadang dianggap berat, terutama bagi mahasiswa, yang juga harus menyeimbangkan persyaratan akademik. Hal tersebut sering mengakibatkan stres, depresi, masalah interpersonal, dan gejala psikologis lain.Banyak mahasiswa yang mengambil tempat studi jauh dari keluarga.Mahasiswa yang termasuk dalam kategori introvert biasanya akan kesulitan menghadapi hal ini.Itu dikarenakanindividu yang tidak dapat memenuhi tugas perkembangannya sebagai remaja biasanya akan hidup kesepian dan terisolasi, tidak mampu membangun dan memelihara hubungan intim.
Menurut Jung (dalam Rahman, 2017)  kesadaran itu memiliki sikap dan fungsi yang berbeda. Ketika berinteraksi dengan lingkungan, sikap seseorang bisa diorientasikan ke dalam dirinya atau ke luar dirinya. Orang yang energinya (libido) diarahkan dan terfokus pada sesuatu yang ada di luar dirinya, baik orang atau kejadian, disebut orang yang memiliki tipe psikologi ekstravert. Sedangkan orang yang energinya diarahkan dan terfokus ke dalam dirinya disebut dengan introvert.
Orang dengan tipe ekstravert memiliki karakteristik yang mudah bergaul (sociable), ekspresif, banyak bicara (talkative) menyukai tugas-tugas kelompok, dan lebih bagus belajar dengan mendengarkan, sedangkan orang tipe introvert lebih sukar bergaul, pendiam, mudah tersinggung, kurang suka pada lelucon, serius, menyukai hidup yang teratur, dan tidak banyak bicara, lebih baik belajar dengan membaca, dan lebih suka bekerja secara mandiri.
Pada penelitian ini, kemungkinan besar yang dapat kecanduan internet adalah kepribadian introvert. Ini dikarenakan, pada dasarnya mereka adalah pribadi yang tertutup yang tidak bisa berinteraksi secara maksimal dengan lingkungannya. Mereka cenderung mengasikkan dirinya dan melampiaskan segala kesepiannya dengan internet.
Kecanduan internet atau internet addiction disorder merupakan ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis, sosial, dan pekerjaan pada kehidupan individu tersebut. Semakin interaktif fungsi internet yang dirasakan oleh individu maka semakin besar kecenderungan individu tersebut mengalami kecanduan.
Menurut Brenner (dalam Essau, 2008) individu dapat mengalami kecanduan ketika menghabiskan waktunya selama 19 jam per minggu, dimana dalam penggunaannya individu menunjukkan adanya keinginan untuk menambah waktu penggunaan internet, adanya ketidaknyamanan yang dirasakan ketika individu tersebut tidak menggunakan internet, dan adanya keinginan untuk secara terus-menerus menggunakan internet.
Salatiga sendiri merupakan kota kecil berhawa sejuk dengan salah satu universitas ternama di Indonesia, sebuah perguruan tinggi islam negeri, beberapa sekolah tinggi dan akademi lainnya. Selain hawanya yang sejuk, biaya hidup di Salatiga tergolong relatif rendah juga menjadi salah satu alasan para mahasiswa menuntut ilmu di Salatiga. Hal ini tentu akan berpengaruh kepada tingginya daya beli terhadap internet.
Menurut Kaskus, beberapa tahun yang lalu, Salatiga sempat menduduki peringkat ke-9 kota dengan kecepatan internet tercepat di Indonesia dengan kecepatan rata-rata 3,23 Mbps. Sedangkan menurut perhitungan perusahaan yang berbasis di London pada tahun 2016 hingga 2017, Indonesia berada di urutan ke 80 dengan kecepatan rata-rata internetnya 4, 72 Mbps. Oleh karena itu, peneliti  memilih Salatiga sebagai lokasi penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 di Salatiga pada beberapa mahasiswa yang mengaku atau sekiranya bertipe kepribadian introvert dan yang dipilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.
Dengan melihat adanya masalah dari penggunaan internet yang berlebihan pada mahasiswa yang salah satu faktornya disebabkan oleh kepribadian introvert maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar kontibusi kepribadian introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa.

METODE PENELITIAN
Subjek penelitian adalah mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Salatiga dan Universitas Kristen Satya Wacana. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin pria dan wanita dengan rentang usia 17-22 tahun serta masuk kedalam kategori kepribadian introvert. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengambil orang- orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu (Nasution, 2007).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain nama/inisial, usia, jenis kelamin, uang saku dalam sebulan, rata-rata pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan, rata-rata waktu online dalam sehari, tempat untuk mengakses internet, alat untuk mengakses internet, dan alamat web yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi kerpibadian introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kepribadian introvert terhadap kecanduan internet. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kandell (1998) menyebutkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemungkinan mahasiswa menjadipecandu internet. Faktor-faktor tersebut antara lain karakteristik psikologis dan perkembangan individu, ketersediaan fasilitas untuk mengakses internet, dan ekspektasi dari menggunakan internet.
Apabila dilihat dari hasil deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia tersebut, partisipan yang berusia 18-19 tahun memiliki kepribadian introvert yang tinggi dan partisipan yang berusia 22 tahun memiliki kepribadian yang tinggi juga tidak jauh berbeda dengan kategori pertama. Sedangkan untuk kecanduan internet, partisipan yang berusia 22 tahun memiliki mean kecanduan internet yang tinggi. Ini mungkin dikarenakan pada usia tersebut biasanya partisipan berada pada tingkat akhir studinya dan sudah mendapatkan lebih banyak tugas sehingga membutuhkan referensi yang salah satunya bisa didapat melalui internet. Selain itu, partisipan pada tingkat akhir lebih sibuk sehingga waktu untuk bersosialisasinya lebih sedikit dan lebih memilih untuk bersosialisasi melalui dunia maya.
Dilihat dari hasil deskripsi subjek pada kategori jenis kelamin terlihat bahwa partisipan perempuan memiliki kepribadian introvert yang lebih tinggi. Sedangkan laki-laki memiliki kecanduan internet yang tinggi daripada perempuan.
Berdasarkan hasil dari kategori uang saku perbulan maka dapat dilihat bahwa semakin besar uang saku yang diperoleh partisipan perbulan maka akan semakin tinggi kecanduan internetnya. Begitu juga dengan hasil pada pada kategori rata-rata pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan, dapat dilihat bahwa apabila semakin besar rata-rata pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan maka akan semakin tinggi juga kecanduan internetnya. Dari kedua hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar uang saku yang diperoleh maka semakin tinggi kecanduan internet pada partisipan sehingga semakin besar juga pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan.
Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat dilihat bahwa partisipan yang memiliki rata-rata waktu online lebih dari 5 jam dalam satu hari memiliki kepribadian introvert dan kecanduan internet yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kepribadian introvertnya maka semakin lama juga rata-rata waktu online dalam sehari dan semakin tinggi pula kecanduan internetnya.
Pada pertanyaan terbuka terdapat 4 pertanyaan. Pertanyaan pertama untuk “tempat untuk mengakses internet” dengan 4 pilihan jawaban yaitu warnet, rumah, kampus, dan lain-lain. Hasilnya adalah bahwa partisipan penelitian banyak memilih rumah sebagai pilihan pertama tempat untuk mengakses internet. Hal tersebut dikarenakan semakin maraknya provider-provider yang menyediakan paket murah untuk fasilitas internet dirumah. Selain itu faktor kenyamanan juga bisa menjadi sebab banyak yang memilih rumah pada pilihan pertama. Sehingga semakin nyaman dan murah untuk mengakses internet maka semakin sering frekuensi mengakses internet.
Untuk pertanyaan kedua “alat untuk mengakses internet” dengan 4 pilihan jawaban yaitu PC, notebook, ponsel, dan lain-lain. Hasilnya adalah pilihan pertama yang dipilih partisipan penelitian adalah ponsel. Hal tersebut dikarenakan semakin maraknya ponsel yang menyediakan fitur untuk mengakses internet bahkan menyediakan fasilitas wifi. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa dapat mengakses internet diamanapun dan kapanpun. Selain kecanggihan ponsel, provider-provider selular yang memberikan harga murah untuk berinternet juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mayoritas partisipan memilih ponsel.
Untuk pertanyaan ketiga “fasilitas internet yang digunakan” dengan 6 pilihan jawaban yaitu email, situs jejaring sosial, online game, FTP/downloading file, world wide web, dan lain-lain. Hasilnya adalah bahwa pilihan pertama partisipan penelitian banyak memilih situs jejaring sosial. Hal tersebut dikarenakan dikarenakan sedang maraknya situs jejaring sosial dimana pada fasilitas tersebut tidak hanya menyediakan hiburan semata tetapi juga informasi sekaligus alat komunikasi. Mahasiswa yang memiliki kesibukan dan waktu yang tidak banyak untuk bertemu dengan teman-temannya biasanya memanfaatkan situs jejaring sosial untuk tetap menjaga komunikasi.
Untuk pertanyaan keempat “alamat web yang digunakan” dengan 10 pilihan jawaban yaitu yahoo/email, twitter, youtube, online shop, kompas, facebook, google, instagram, detiknews, dan lain-lain. Hasilnya adalah bahwa partisipan penelitian banyak memilih instagram. Maraknya situs jejaring sosial belakangan ini menyebabkan banyaknya mahasiswa yang memilih instagram untuk alamat web yang sering digunakan. instagram tidak hanya memberikan fasilitas berbagi gambar dan video saja, tetapi instagram juga menyediakan fasilitas lain seperti chat. Kita juga dapat memperoleh berbagai hiburan, pengetahuan, dan info terkini di instagram.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kepribadian introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Lebih lanjut dari hasil penelitian diketahui bahwa kontribusi yang diberikan kepribadian introvert terhadap kecanduan internet. Faktor lain yang mendukung mahasiswa kecanduan internet seperti usia, jenis kelamin, uang saku perbulan, rata-rata pengeluaranuntuk penggunaan internet dalam sebulan, dan rata-rata waktu online dalam sehari. Dari hasil peneltian, dapat diketahui bahwa usia yang memiliki kepribadian introvert tertinggi yaitu partisipan dengan usia 18-19 tahun, sedangkan yang memiliki kecanduan internet tertinggi yaitu partisipan dengan usia 22 tahun. Jenis kelamin yang memiliki kepribadian introvert tertinggi adalah partisipan wanita, sedangkan yang memiliki kecanduan internet tertinggi adalah partisipan pria.
Partisipan yang mendapatkan uang saku perbulan lebih sedikit memiliki kepribadian introvert paling tinggi dan yang mendapatkan uang saku perbulan lebih banyak kecanduan internet yang paling tinggi. Sedangkan untuk rata-rata penggunaan internet dalam sebulan, partisipan yang memiliki kepribadian introvert tertinggi adalah partisipan dengan pengeluaran untuk penggunaan internet lebih sedikit memiliki kecanduan internet yang paling tinggi. Sedangkan untuk rata-rata penggunaan internet dalam sebulan, partisipan yang memiliki kepribadian introvert tertinggi adalah partisipan dengan pengeluaran untuk penggunaan internet lebih banyak dalam sebulan.
Selanjutnya, untuk rata-rata waktu online dalam sehari, kategori 2–5 jam memiliki kepribadian introvert yang paling tinggi dan kategori >5 jam memiliki kecanduan internet yang paling tinggi. Selain itu, berdasarkan pertanyaan terbuka maka dapat disimpulkan bahwa untuk tempat mengakses internet, partisipan banyak memilih rumah, sedangkan untuk alat mengakses internet, partisipan memilih ponsel. Fasilitas internet yang banyak dipilih oleh partisipan adalah situs jejaring sosial, dan untuk alamat web yang digunakan, partisipan memilih instagram.
Pada orang dengan tipe kepribadian introvert akan lebih berorientasi pada stimulus internal, yaitu memperhatikan pikiran, suasana hati dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini membuat individu yang tergolong introvert cenderung lebih pemalu, memiliki kontrol diri yang kuat, tampak pendiam, dan memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang terjadi dalam diri mereka (Eysenck, 1980). Untuk itu seseorang yang introvert menggunakan internet untuk mencari teman dan untuk bersosialisasi. Internet merupakan media komunikasi yang menyediakan forum elektronik yang dapat memenuhi kebutuhan bersosialisasi tanpa face-to-face dengan lawan bicaranya sehingga dapat mengurangi rasa canggung pada seseorang yang memiliki tipe kepribadian introvert. Mereka yang tergolong dalam kepribadian ini lebih suka duduk berjam-jam di depan komputer daripada menyesuaikan diri dengan orang lain di dunia nyata. Pengguna internet yang memiliki tipe kepribadian introvert juga menggunakan permainan dalam internet untuk menenggelamkan dirinya dalam permainan yang menarik dan menantang untuk menghindari aktivitas sosial (Itriyah, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan pada subjek penelitian diharapkan agar tidak mengabaikan tugas-tugas kuliah serta bersosialisasi di dunia nyata walaupun semakin majunya teknologi terutama internet.
Bagi orang tua dan guru diharapkan dapat memperhatikan penggunaan internet pada remaja, sehingga penggunaannya efektif dan berdampak positif, serta dapat memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki tipe kepribadian introvert.

DAFTAR PUSTAKA
Essau, Cecilia A. (2008). Adolescent Addiction: Epidemiology, Assessment and Treatment. New York : Elsevier Inc
Eysenck HJ, Wilson G. (1980). Mengenal diri pribadi. Jakarta: ANS Sungguh Bersaudara.
Itriyah. Perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin. Jurnal Psyche 2004; 1(1).
Kandell JJ. Internet addiction on campus: The Vulnerability of Collage Students. Cyber Psychology and Behavior 1998; (1): 11-17.
Koch, W.H. & Pratarelli, M.E. (2004). Effects Of Intro Or Extraversion And Sex On Social Internet Use. North American Journal Of sychology, 6(3), 371-382
Nasution, S. (2007). Metode research (penelitian ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Rahman, Agus Abdul. (2017). Sejarah Psikologi Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

No comments:

Post a Comment