HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA
Lestari Cahya Ningrum
Psikologi Islam
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Email:lestari.cn22@gmail.com
ABSTRAK
Kemajuan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan
manusia terutama mahasiswa dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kecanduan
internet merupakan suatu kondisi ketergantungan yang dirasakan oleh individu
sehingga menghabiskan banyak waktu menggunakan internet, minimal 3 jam per
hari, dimana melibatkan perilaku yang berulang-ulang untuk menggunakan internet
dan tidak tertarik untuk melakukan aktivitas lainnya, merasa bahwa dunia maya
di layar komputer lebih menarik dan munculnya perasaan yang tidak menyenangkan
ketika individu berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut. Perilaku
kecanduan internet dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
tipe kepribadian introvert. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan tipe kepribadian introvert dan kecenderungan kecanduan internet pada
mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu
wawancara kepada beberapa sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan
dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut
ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kepribadian
introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa.
Kata Kunci: Tipe kepribadian introvert, kecanduan internet, mahasiswa
PENDAHULUAN
Pengguna internet di seluruh
dunia meningkat secara pesat. Hal tersebut seiring dengan kemajuan teknologi
(salah satunya adalah internet) yang juga berkembang secara pesat. Semua itu
membawa dampak positif dan negatif dalam hidup manusia. Salah satu dampak
positifnya adalah dapat menjalin komunikasi tanpa mengenal jarak dan waktu.
Sedangkan salah satu dampak negatif dari penggunaan internet yaitu individu
bisa kecanduan internet atau internet addiction.
Pengguna internet berasal
dari segala lapisan masyarakat. Siapapun bisa menjadi internet addiction.
Tetapi, bila dilihat dari masyarakat luas yang menggunakan internet, mahasiswa
lebih rentan untuk menjadi pecandu internet. Kesibukan dan aktivitas yang
banyak dari mahasiswa biasanya membuat mahasiswa menjadi tergantung pada internet.
Mahasiswa umumnya
memanfaatkan internet untuk mencari literatur, berkomunikasi dengan teman, dan
mungkin juga untuk mencari hiburan. Namun apabila mahasiswa sampai tergantung
terhadap internet dan menjadi kecanduan internet, maka akan menimbulkan dampak
negatif terhadap kehidupannya. Kecanduan internet pada mahasiswa menimbulkan
dampak yang cukup serius. Hal ini dikarenakan pada tahap menjadi
mahasiswa,individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai hal.
Tugas perkembangan remaja
terkadang dianggap berat, terutama bagi mahasiswa, yang juga harus
menyeimbangkan persyaratan akademik. Hal tersebut sering mengakibatkan stres,
depresi, masalah interpersonal, dan gejala psikologis lain.Banyak mahasiswa
yang mengambil tempat studi jauh dari keluarga.Mahasiswa yang termasuk dalam
kategori introvert biasanya akan kesulitan menghadapi hal ini.Itu
dikarenakanindividu yang tidak dapat memenuhi tugas perkembangannya sebagai
remaja biasanya akan hidup kesepian dan terisolasi, tidak mampu membangun dan
memelihara hubungan intim.
Menurut Jung (dalam
Rahman, 2017) kesadaran itu memiliki
sikap dan fungsi yang berbeda. Ketika berinteraksi dengan lingkungan, sikap
seseorang bisa diorientasikan ke dalam dirinya atau ke luar dirinya. Orang yang
energinya (libido) diarahkan dan
terfokus pada sesuatu yang ada di luar dirinya, baik orang atau kejadian,
disebut orang yang memiliki tipe psikologi ekstravert.
Sedangkan orang yang energinya diarahkan dan terfokus ke dalam dirinya disebut
dengan introvert.
Orang dengan tipe ekstravert memiliki karakteristik yang
mudah bergaul (sociable), ekspresif,
banyak bicara (talkative) menyukai
tugas-tugas kelompok, dan lebih bagus belajar dengan mendengarkan, sedangkan
orang tipe introvert lebih sukar
bergaul, pendiam, mudah tersinggung, kurang suka pada lelucon, serius, menyukai
hidup yang teratur, dan tidak banyak bicara, lebih baik belajar dengan membaca,
dan lebih suka bekerja secara mandiri.
Pada penelitian ini,
kemungkinan besar yang dapat kecanduan internet adalah kepribadian introvert.
Ini dikarenakan, pada dasarnya mereka adalah pribadi yang tertutup yang tidak
bisa berinteraksi secara maksimal dengan lingkungannya. Mereka cenderung
mengasikkan dirinya dan melampiaskan segala kesepiannya dengan internet.
Kecanduan internet atau internet addiction disorder merupakan
ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat
menyebabkan terjadinya masalah psikologis, sosial, dan pekerjaan pada kehidupan
individu tersebut. Semakin interaktif fungsi internet yang dirasakan oleh
individu maka semakin besar kecenderungan individu tersebut mengalami
kecanduan.
Menurut Brenner (dalam
Essau, 2008) individu dapat mengalami kecanduan ketika menghabiskan waktunya
selama 19 jam per minggu, dimana dalam penggunaannya individu menunjukkan
adanya keinginan untuk menambah waktu penggunaan internet, adanya
ketidaknyamanan yang dirasakan ketika individu tersebut tidak menggunakan
internet, dan adanya keinginan untuk secara terus-menerus menggunakan internet.
Salatiga sendiri merupakan
kota kecil berhawa sejuk dengan salah satu universitas ternama di Indonesia,
sebuah perguruan tinggi islam negeri, beberapa sekolah tinggi dan akademi
lainnya. Selain hawanya yang sejuk, biaya hidup di Salatiga tergolong relatif
rendah juga menjadi salah satu alasan para mahasiswa menuntut ilmu di Salatiga.
Hal ini tentu akan berpengaruh kepada tingginya daya beli terhadap internet.
Menurut Kaskus, beberapa
tahun yang lalu, Salatiga sempat menduduki peringkat ke-9 kota dengan kecepatan
internet tercepat di Indonesia dengan kecepatan rata-rata 3,23 Mbps. Sedangkan
menurut perhitungan perusahaan yang berbasis di London pada tahun 2016 hingga
2017, Indonesia berada di urutan ke 80 dengan kecepatan rata-rata internetnya
4, 72 Mbps. Oleh karena itu, peneliti
memilih Salatiga sebagai lokasi penelitian.
Penelitian dilaksanakan
pada bulan November 2018 di Salatiga pada beberapa mahasiswa yang mengaku atau
sekiranya bertipe kepribadian introvert
dan yang dipilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh
sampel itu.
Dengan melihat adanya
masalah dari penggunaan internet yang berlebihan pada mahasiswa yang salah satu
faktornya disebabkan oleh kepribadian introvert maka penulis tertarik untuk
meneliti seberapa besar kontibusi kepribadian introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa.
METODE
PENELITIAN
Subjek penelitian adalah
mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Salatiga dan Universitas Kristen Satya
Wacana. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin pria
dan wanita dengan rentang usia 17-22 tahun serta masuk kedalam kategori
kepribadian introvert. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan dengan
mengambil orang- orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri
spesifik yang dimiliki oleh sampel itu (Nasution, 2007).
Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Beberapa pertanyaan yang
diajukan antara lain nama/inisial, usia, jenis kelamin, uang saku dalam sebulan,
rata-rata pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan, rata-rata waktu
online dalam sehari, tempat untuk mengakses internet, alat untuk mengakses
internet, dan alamat web yang digunakan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji kontribusi kerpibadian introvert terhadap kecanduan internet pada
mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kontribusi
yang signifikan dari kepribadian introvert terhadap kecanduan internet. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Kandell (1998) menyebutkan beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap kemungkinan mahasiswa menjadipecandu
internet. Faktor-faktor tersebut antara lain karakteristik psikologis dan
perkembangan individu, ketersediaan fasilitas untuk mengakses internet, dan
ekspektasi dari menggunakan internet.
Apabila dilihat dari hasil
deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia tersebut, partisipan yang berusia
18-19 tahun memiliki kepribadian introvert yang tinggi dan partisipan yang
berusia 22 tahun memiliki kepribadian yang tinggi juga tidak jauh berbeda
dengan kategori pertama. Sedangkan untuk kecanduan internet, partisipan yang
berusia 22 tahun memiliki mean kecanduan internet yang tinggi. Ini mungkin
dikarenakan pada usia tersebut biasanya partisipan berada pada tingkat akhir
studinya dan sudah mendapatkan lebih banyak tugas sehingga membutuhkan
referensi yang salah satunya bisa didapat melalui internet. Selain itu,
partisipan pada tingkat akhir lebih sibuk sehingga waktu untuk
bersosialisasinya lebih sedikit dan lebih memilih untuk bersosialisasi melalui
dunia maya.
Dilihat dari hasil
deskripsi subjek pada kategori jenis kelamin terlihat bahwa partisipan
perempuan memiliki kepribadian introvert yang lebih tinggi. Sedangkan laki-laki
memiliki kecanduan internet yang tinggi daripada perempuan.
Berdasarkan hasil dari
kategori uang saku perbulan maka dapat dilihat bahwa semakin besar uang saku
yang diperoleh partisipan perbulan maka akan semakin tinggi kecanduan
internetnya. Begitu juga dengan hasil pada pada kategori rata-rata pengeluaran
untuk penggunaan internet dalam sebulan, dapat dilihat bahwa apabila semakin
besar rata-rata pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan maka akan
semakin tinggi juga kecanduan internetnya. Dari kedua hasil tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin besar uang saku yang diperoleh maka semakin
tinggi kecanduan internet pada partisipan sehingga semakin besar juga
pengeluaran untuk penggunaan internet dalam sebulan.
Berdasarkan pada hasil
penelitian, dapat dilihat bahwa partisipan yang memiliki rata-rata waktu online
lebih dari 5 jam dalam satu hari memiliki kepribadian introvert dan kecanduan
internet yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa semakin tinggi kepribadian introvertnya maka semakin lama juga rata-rata
waktu online dalam sehari dan semakin tinggi pula kecanduan internetnya.
Pada pertanyaan terbuka
terdapat 4 pertanyaan. Pertanyaan pertama untuk “tempat untuk mengakses
internet” dengan 4 pilihan jawaban yaitu warnet, rumah, kampus, dan lain-lain.
Hasilnya adalah bahwa partisipan penelitian banyak memilih rumah sebagai
pilihan pertama tempat untuk mengakses internet. Hal tersebut dikarenakan
semakin maraknya provider-provider yang menyediakan paket murah untuk fasilitas
internet dirumah. Selain itu faktor kenyamanan juga bisa menjadi sebab banyak
yang memilih rumah pada pilihan pertama. Sehingga semakin nyaman dan murah
untuk mengakses internet maka semakin sering frekuensi mengakses internet.
Untuk pertanyaan kedua
“alat untuk mengakses internet” dengan 4 pilihan jawaban yaitu PC, notebook,
ponsel, dan lain-lain. Hasilnya adalah pilihan pertama yang dipilih partisipan
penelitian adalah ponsel. Hal tersebut dikarenakan semakin maraknya ponsel yang
menyediakan fitur untuk mengakses internet bahkan menyediakan fasilitas wifi.
Hal tersebut menyebabkan mahasiswa dapat mengakses internet diamanapun dan
kapanpun. Selain kecanggihan ponsel, provider-provider selular yang memberikan
harga murah untuk berinternet juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
mayoritas partisipan memilih ponsel.
Untuk pertanyaan ketiga
“fasilitas internet yang digunakan” dengan 6 pilihan jawaban yaitu email, situs
jejaring sosial, online game, FTP/downloading file, world wide web, dan
lain-lain. Hasilnya adalah bahwa pilihan pertama partisipan penelitian banyak
memilih situs jejaring sosial. Hal tersebut dikarenakan dikarenakan sedang
maraknya situs jejaring sosial dimana pada fasilitas tersebut tidak hanya
menyediakan hiburan semata tetapi juga informasi sekaligus alat komunikasi.
Mahasiswa yang memiliki kesibukan dan waktu yang tidak banyak untuk bertemu
dengan teman-temannya biasanya memanfaatkan situs jejaring sosial untuk tetap
menjaga komunikasi.
Untuk pertanyaan keempat
“alamat web yang digunakan” dengan 10 pilihan jawaban yaitu yahoo/email,
twitter, youtube, online shop, kompas, facebook, google, instagram, detiknews,
dan lain-lain. Hasilnya adalah bahwa partisipan penelitian banyak memilih
instagram. Maraknya situs jejaring sosial belakangan ini menyebabkan banyaknya
mahasiswa yang memilih instagram untuk alamat web yang sering digunakan.
instagram tidak hanya memberikan fasilitas berbagi gambar dan video saja,
tetapi instagram juga menyediakan fasilitas lain seperti chat. Kita juga dapat
memperoleh berbagai hiburan, pengetahuan, dan info terkini di instagram.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kepribadian
introvert terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Lebih lanjut dari hasil
penelitian diketahui bahwa kontribusi yang diberikan kepribadian introvert
terhadap kecanduan internet. Faktor lain yang mendukung mahasiswa kecanduan
internet seperti usia, jenis kelamin, uang saku perbulan, rata-rata
pengeluaranuntuk penggunaan internet dalam sebulan, dan rata-rata waktu online
dalam sehari. Dari hasil peneltian, dapat diketahui bahwa usia yang memiliki
kepribadian introvert tertinggi yaitu partisipan dengan usia 18-19 tahun,
sedangkan yang memiliki kecanduan internet tertinggi yaitu partisipan dengan
usia 22 tahun. Jenis kelamin yang memiliki kepribadian introvert tertinggi
adalah partisipan wanita, sedangkan yang memiliki kecanduan internet tertinggi
adalah partisipan pria.
Partisipan yang
mendapatkan uang saku perbulan lebih sedikit memiliki kepribadian introvert
paling tinggi dan yang mendapatkan uang saku perbulan lebih banyak kecanduan
internet yang paling tinggi. Sedangkan untuk rata-rata penggunaan internet
dalam sebulan, partisipan yang memiliki kepribadian introvert tertinggi adalah
partisipan dengan pengeluaran untuk penggunaan internet lebih sedikit memiliki
kecanduan internet yang paling tinggi. Sedangkan untuk rata-rata penggunaan
internet dalam sebulan, partisipan yang memiliki kepribadian introvert
tertinggi adalah partisipan dengan pengeluaran untuk penggunaan internet lebih
banyak dalam sebulan.
Selanjutnya, untuk
rata-rata waktu online dalam sehari, kategori 2–5 jam memiliki kepribadian
introvert yang paling tinggi dan kategori >5 jam memiliki kecanduan internet
yang paling tinggi. Selain itu, berdasarkan pertanyaan terbuka maka dapat
disimpulkan bahwa untuk tempat mengakses internet, partisipan banyak memilih
rumah, sedangkan untuk alat mengakses internet, partisipan memilih ponsel.
Fasilitas internet yang banyak dipilih oleh partisipan adalah situs jejaring
sosial, dan untuk alamat web yang digunakan, partisipan memilih instagram.
Pada orang dengan tipe
kepribadian introvert akan lebih berorientasi pada stimulus internal, yaitu memperhatikan
pikiran, suasana hati dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini
membuat individu yang tergolong introvert cenderung lebih pemalu, memiliki
kontrol diri yang kuat, tampak pendiam, dan memiliki keterpakuan terhadap
hal-hal yang terjadi dalam diri mereka (Eysenck, 1980). Untuk itu seseorang
yang introvert menggunakan internet untuk mencari teman dan untuk
bersosialisasi. Internet merupakan media komunikasi yang menyediakan forum
elektronik yang dapat memenuhi kebutuhan bersosialisasi tanpa face-to-face
dengan lawan bicaranya sehingga dapat mengurangi rasa canggung pada seseorang
yang memiliki tipe kepribadian introvert. Mereka yang tergolong dalam
kepribadian ini lebih suka duduk berjam-jam di depan komputer daripada
menyesuaikan diri dengan orang lain di dunia nyata. Pengguna internet yang
memiliki tipe kepribadian introvert juga menggunakan permainan dalam internet
untuk menenggelamkan dirinya dalam permainan yang menarik dan menantang untuk
menghindari aktivitas sosial (Itriyah, 2004).
Berdasarkan hasil
penelitian, maka saran yang dapat diberikan pada subjek penelitian diharapkan
agar tidak mengabaikan tugas-tugas kuliah serta bersosialisasi di dunia nyata
walaupun semakin majunya teknologi terutama internet.
Bagi orang tua dan guru
diharapkan dapat memperhatikan penggunaan internet pada remaja, sehingga
penggunaannya efektif dan berdampak positif, serta dapat memberikan perhatian
khusus kepada mereka yang memiliki tipe kepribadian introvert.
DAFTAR
PUSTAKA
Essau,
Cecilia A. (2008). Adolescent Addiction:
Epidemiology, Assessment and Treatment. New York : Elsevier Inc
Eysenck HJ, Wilson G. (1980). Mengenal diri pribadi. Jakarta: ANS Sungguh Bersaudara.
Itriyah. Perbedaan intensitas penggunaan internet
ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin. Jurnal Psyche 2004; 1(1).
Kandell JJ. Internet
addiction on campus: The Vulnerability of Collage Students. Cyber Psychology
and Behavior 1998; (1): 11-17.
Koch, W.H. & Pratarelli, M.E. (2004). Effects Of Intro Or Extraversion And Sex On
Social Internet Use. North American Journal Of sychology, 6(3), 371-382
Nasution, S. (2007). Metode
research (penelitian ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Rahman, Agus Abdul. (2017). Sejarah Psikologi Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.
No comments:
Post a Comment